Ujian Kualifikasi Mahasiswa atas nama I Ketut Ariantana University General
Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan
Pascasarjana Universitas Udayana (PDIL Pasca Unud) hari ini, Rabu 21 Juli 2021 menyelenggarakan
Ujian Kualifikasi Mahasiswa a.n. I Ketut Ariantana dengan judul pra proposal "Pengelolaan
Mata Air Berkelanjutan dalam Pengembangan Pariwisata di Pulau Nusa
Penida" secara online melalui Cisco Webex Meeting. Ujian Kualifikasi dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. I Wayan Nuarsa, M.Si., sebagai Ketua Penguji yang merupakan
Pembimbing Akademik dari bersangkutan dengan lima orang anggota penguji, yakni Prof. Dr. Ir. I
Wayan Sandi Adnyana, MS., Prof. Ir. Made
Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD., Prof. Dr. I
Nyoman Darma Putra, M.Litt., Prof. Dr. Ir. I
Nyoman Merit, M.Agr., dan Dr. Ir. I Wayan
Diara, M.S.
Kebutuhan air di Pulau Nusa
Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan, sangat bergantung pada pembuatan sumur gali
ataupun sumur bor. Hal ini terjadi
karena di pulau ini tidak ada sumber air, seperti air sungai atau mata air.
Pihak PDAM juga mengelola beberapa sumur bor sebagai sumber air baku, bahkan di
Nusa Ceningan sudah dilakukan proses pengolahan air tanah asin menjadi air
tawar sedangkan untuk area yang belum terjangkau layanan PDAM, dilakukan
pembuatan dan pengelolaan sumur gali/sumur bor oleh masyarakat secara mandiri. Berbeda
dengan Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan, di Pulau Nusa Penida pembuatan
sumur gali ataupun sumur bor masih jarang dilakukan karena ada mata air yang
sudah bisa dimanfaatkan. di Pulau ini terdapat beberapa mata air, diantaranya
Mata Air Penida (Sakti), Mata Air Guyangan, Mata Air Seganing, Mata Air Temeling,
Mata Air Tabuangan, Mata Air Sekartaji, Mata Air Wates, Mata Air Angkal, Mata
Air Sebuluh dan Mata Air Toya Pakeh. (Balai Wilayah Sungai Bali – Penida,
2020). Saat ini dari 10 mata air tersebut, ada 2 mata air yang sudah dikelola,
yaitu Mata Air Penida (+200 lt/det) yang dikelola PDAM Kabupaten Klungkung dan
Mata Air Guyangan (+178 lt/det) yang dikelola UPTD PAM Provinsi Bali. Pemanfaatan
kedua mata air tersebut saat ini belum bisa optimal, dan hanya 20 – 40 lt/detik
yang sudah dimanfaatkan. Hal ini terjadi karena membutuhkan biaya operasional
yang tinggi serta jaringan distribusi air yang belum memadai. (Master Plan Air
Bersih Nusa Penida, 2012).
Ujian kualifikasi diakhiri dengan mengumumkan hasil ujian kualifikasi dimana mahasiswa dinyatakan lulus dengan perbaikan serta berubah statusnya menjadi kandidat doktor setelah pra proposal disertasinya diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan dari Tim Penguji, sehingga dapat dilanjutkan ke penulisan proposal disertasi (DK).
UDAYANA UNIVERSITY