Pesatnya Perkembangan Pariwisata di Nusa Penida, Memerlukan Penyediaan Sumber Air Minum Berkelanjutan University General



Pulau Nusa Penida didominasi batuan gamping (kapur) sehingga disebut sebagai Kawasan Bentang Alam Karst, umumnya curah hujan kecil dan sulit air. Sumber air sangat terbatas, dimana tidak ada danau, sungai musiman dan potensi airtanah (ABT) juga sangat terbatas, hal tersebut disampaikan oleh I Ketut Ariantana mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Udayana (PDIL Pasca Unud) dalam Seminar Kelayakan Disertasi pada Hari Kamis, 6 April 2023 dengan disertasinya yang berjudul "Strategi Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Berkelanjutan di Pulau Nusa Penida". Adapun seminar kelayakan ini dipimpin oleh Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD., sebagai ketua penguji yang sekaligus merupakan Promotor, dengan enam orang anggota penguji yakni, Prof. Dr. Ir. I Wayan Nuarsa, M.Si., Prof. Dr. Ir. I Wayan Sandi Adnyana, MS., Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M.Agr., Dr. Ir. I Wayan Diara, M.S., dan Dr. Ir. I Made Sudarma, MS, serta beberapa mahasiswa PDIL Pasca Unud.



Ariantana menambahkan di Pulau Nusa Penida terdapat potensi Mata Air sebagai sumber air yang potensial dikembangkan namun lokasi mata air pada tebing gamping membutuhkan investasi prasarana dan biaya operasional yang tinggi. Terdapat 10 mata air di Pulau Nusa Penida, dengan total debit 507,17 lt/dt. (BWS Bali Penida, 2020). Selain itu disebutkan pula sudah berjalan 2 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM Penida dan SPAM Guyangan), namun dari total potensi air belum optimal termanfaatkan. Mata air Guyangan (potensi 178,4 l/dt) baru diusahakan 28 l/dt (kapasitas pompa terpasang) dan Mata Air Penida (potensi 200 l/dt) juga baru dimanfaatakan  31,1 l/dt (kapasitas pompa terpasang 71 l/dt). Pelayanan PDAM di Pulau Nusa Penida belum optimal, karena beberapa area belum terlayani akibat kekurangan persediaan air (produksi air minum) dan atau ketidakterjangkauan jaringan distribusi. Dari 14 Desa, baru 3 Desa yang sudah mendapat layanan air PDAM selama 24 jam, yaitu Desa Ped, Desa Toya Pakeh dan Desa Sakti.

Seminar Kelayakan Disertasi diakhiri dengan mengumumkan mahasiswa dinyatakan lulus dengan perbaikan, serta hasil penelitian disertasi harus diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan dari Tim Penguji (DK).