Distribusi Sampah Plastik di Selat Bali University General



Banyaknya timbunan sampah laut di pesisir pantai Selat Bali mengindikasikan adanya sampah laut yang juga terdampar ke ekosistem pesisir seperti mangrove dan terumbu karang. Terkait dengan hal tersebut I Putu Ranu Fajar Maharta yang merupakan Mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Udayana, tertarik melakukan kajian mengenai seberapa banyak sampah yang terdampar di ekosistem bawah laut dan pesisir pantai dan sumber dari sampah tersebut yang dituangkan dalam pra proposalnya yang berjudul Modeling 3D Transport dan Distribusi Sampah Plastik di Selat Bali. Pra proposalnya tersebut telah dipaparkan dalam Ujian Kualifikasi yang berlangsung pada Hari Senin, 15 Agustus 2022 secara online via Cisco Webex Meeting dihadapan enam orang penguji diantaranya Prof. Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD., selaku Ketua Penguji, dengan beranggotakan 5 orang penguji yakni Prof. Ir.I Wayan Arthana, MS, PhD., Prof. Dr. Drs. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS., I Gede Hendrawan,S.Si.,M.Si.,Ph.D., I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si, M.Si, PhD., serta Dr. Ir. I Made Sudarma, MS.

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Ranu ini adalah untuk membuat pola sebaran dari setiap jenis plastik secara horizontal dan vertikal pada musim barat dan musim timur, untuk membuat peta jalur pergerakan dari setiap jenis plastik pada musim barat dan musim timur, untuk melacak sumber dari setiap jenis plastik pada musim barat dan musim timur, untuk membuat peta hotspot akumulasi dari setiap jenis plastic di ekosistem bawah laut pada musim barat dan musim timur, serta untuk mengestimasi seberapa banyak jumlah akumulasi dari setiap jenis plastik di ekosistem bawah laut pada musim barat dan musim timur.




Kajian mengenai sampah laut pada dasar perairan dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti observasi langsung dan pemodelan numerik. Observasi langsung memiliki kesulitan karena harus melakukan scuba diving dan hanya bisa dilakukan di kawasan pesisir (Madricardo et al., 2020). Analisis secara spasial dan temporal juga menjadi kendala karena keterbatasan observasi secara spasial dan temporal, sehingga pemodelan numerik menjadi pilihan yang sering digunakan untuk observasi sampah laut di dasar laut (Madricardo et al., 2020). Pemodelan numerik adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk menggambarkan proses hidrodinamika di perairan yang merupakan penggerak utama dari pergerakan polutan di perairan seperti limbah, sedimen, partikel dan lainnya. Selain itu, pemodelan numerik memiliki keunggulan yaitu waktu yang singkat, biaya yang rendah dan cakupan wilayah observasi yang luas. Khususnya untuk mengkaji mengenai penelusuran (tracking) di perairan dapat dilakukan dengan menggunakan metode lagrange (Jalón-Rojas et al., 2019; Lebreton et al., 2012; Reisser et al., 2015; Zhao et al., 2018).

Ranu menambahkan penelitian sebelumnya hanya berfokus untuk menggambarkan pola pergerakan sampah laut yang mengapung di permukaan perairan, sehingga distribusi secara vertikal belum dapat dijelaskan. Hanya pada penelitian yang dilakukan oleh Bagaskara (2020) yang menggambarkan distribusi secara vertikal sampah laut jenis mikroplastik menggunakan pemodelan numerik, lokasinya hanya terbatas pada Kawasan penangkapan ikan di Selat Bali.

Hasil dari ujian kualifikasi adalah mahasiswa dinyatakan lulus dengan perbaikan dan berubah statusnya menjadi kandidat doktor setelah pra proposalnya diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan dari Tim Penguji (DK).