Ujian Kualifikasi Mahasiswa PDIL atas nama Helga Margareta Hunter University General
Program Studi
Doktor Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Udayana (PDIL Pasca Unud)
menyelenggarakan Ujian Kualifikasi Mahasiswa a.n. Helga Margareta Hunter dengan
judul pra proposal "Strategi Pengelolaan Ekosistem Pesisir di
Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Studi Kasus PLTU Celukan Bawang)" hari ini, Senin 28 Juni 2021 secara
online melalui Cisco Webex Meeting. Ujian
Kualifikasi dipimpin oleh Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, MAppSc, PhD., sebagai Ketua Penguji dengan lima orang
anggota penguji, yakni Prof. Ir.I
Wayan Arthana, MS, PhD., Ir. Ida Ayu
Astarini, M.Sc. Ph.D., Prof. Ir. I
Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD., Prof. Dr. Ir. I
Wayan Windia, SU., dan Prof. Dr. Ir. I
Wayan Suarna, MS.
Helga tertarik mengambil
topik ini karena ingin mengetahui potensi yang ada pada kawasan pesisir sekitar
pembangkit listrik dan mengkaji strategi yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan potensi yang ada. Pembangunan dan berlangsungan kegiatan
pembangkit listrik, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak
negatif berupa meningkatnya tekanan terhadap lingkungan jika tidak memperhatikan
daya dukung dan daya tampung lingkungan setempat yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan (Hunter, 2017). Dampak negatif tersebut antara lain diakibatkan dari
air bahang yang merupakan limbah berupa air laut yang digunakan sebagai
pendingin dari kondenser kemudian dilepaskan kembali ke perairan dekat pesisir
(Madjid, dkk, 2018). Buangan air limbah ini berpotensi merusak organisme yang
ada di pesisir karena kenaikan suhu (Saptarini, dkk, 2016). Sebaran limbah air
panas dapat mempengaruhi ekosistem pesisir seperti penelitian yang dilakukan
Anwar (2014) dimana pada penelitian tersebut ditemukan adanya pengaruh sebaran
panas dari air limbah PLTU Barru di Desa Lampoko terhadap ekosistem lamun
khususnya terhadap kerapatan lamun dan morfometrik lamun.
Namun, pada
penelitian lainnya menjelaskan bahwa limbah cair dari PLTU tidak selalu
menyebabkan kerusakan pada ekosistem pesisir. Penelitian Susila, dkk, (2011)
menyebutkan bahwa air bahang di PLTU Suralaya setelah melewati kanal mengalami
penurunan temperatur dan air bahang yang keluar pada outlet masih berada pada
baku mutu yang ditetapkan dan juga tidak ada dampak yang signifikan bagi
kondisi biota perairan sekitanya. Begitu juga penelitian yang dilakukan pada
air bahang dari PLTU Paiton yang tidak menunjukan perubahan yang signifikan
terhadap dan keanekaragaman komunitas meiofauna bentik (Sofani dan Muzaki,
2015).
UDAYANA UNIVERSITY